Ada hal yang menarik dalam kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cimahi ke BKBPM koota malang. Di pintu masuk ruangan terdapat meja yang memajang buku bergambar anak kecil, kerajinan tangan yang terbuat dari kertas dan beberapa produk olahan dari limbah plastik yang diolah menjadi tempat sampah dan tas tangan. Produk yang berwarna-warni menarik minat orang yang berada didalam ruangan tersebut. Ada yang sekedar melihat-lihat, bahkan ada yang bertanya dengan detail bagaimana cara untuk membuat produk tersebut. Tas, mainan anak kecil serta beberapa produk olahan dari limbah plastik ini adalah hasil dari tangan-tangan kreatif kader Posyandu Alpukat, Kota Malang.
Bertempat di aula kantor BKBPM Kota Malang, BPMPPKB membawa 6 orang personel untuk bersilaturahmi dan membagi wawasan mengenai sistem pemberdayaan masyarakat. Unsur yang hadir dalam kegiatan ini adalah BKBPM Kota Malang, BPMPPKB Kota Cimahi, Lurah Tanjungrejo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dan kader Posyandu Alpukat. Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris BKBPM Kota Malang ibu Dra. Lilis Furqoniyah Hayati MM berlangsung dengan serius akan tetapi juga diselingi canda dari instansi yang mengikuti kegiatan.
Salah satu instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kader Posyandu Alpukat, kelurahan Tanjungrejo Kota Malang. Posyandu Alpukat dilibatkan karena Posyandu ini memiliki banyak prestasi yang membanggakan, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat nasional. Dimulai pada tahun 2012, Posyandu Alpukat mengikuti Lomba Mading Tingkat Malang Raya tahun 2012 dan mendapatkan juara pertama. Keberhasilan ini memberikan kesempatan pada Posyandu Alpukat untuk mengikuti pelatihan Tumbuh Aktif Tanggap (TAT) yang merupakan hasil kerja sama dengan PT. Nestle. Pelatihan ini seolah memuluskan langkah Posyandu alpukat untuk terus dapat berkarya dan berinovasi dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. “Hasil pelatihan yang kami dapat kemudian kami kembangkan lagi bersama kader-kader Posyandu” terang Sumarti Kusaeri, Ketua Posyandu Alpukat.
Selain memenangkan Lomba Mading di Tingkat Malang Raya, Posyandu Alpukat berhasil mendapatkan juara harapan 1 dalam lomba Tumbuh Aktif Tanggap (TAT) tingkat Nasional yang diadakan di Jakarta pada Tahun 2012. Prestasi ini berlanjut dengan keberhasilan Posyandu Alpukat meraih Juara Pertama lomba Taman Posyandu tingkat Nasional pada tahun 2013. Bu sum biasa ibu Sumarti Kusaeri dipanggil mengatakan secara umum Posyandu Alpukat sama seperti Posyandu lain di Kota Malang. Akan tetapi beliau mengatakan Posyandu Alpukat menekankan pada pentingnya melakukan inovasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Inovasi yang dillakukan oleh Posyandu Alpukat
- Senam ibu hamil dan penyuluhan sikat gigi untuk anak
- Membuat bank sampah
- Bina Keluarga Balita (BKB) untuk anak usia 1,5-2,5 tahun yang dilaksanakan setiap hari rabu
- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bagi anak-anak usia 2,5-3,5 tahun setaip hari selasa dan sabtu pukul 15.00 wib
- Mengadakan Posyandu khusus lansia
- Membuat kantin keujuran
- Membuat Kawasan Rumah Pangan Lestari, untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang berisi kebun toga dan tambak lele
- Menggalakkan keterampilan warga, seperti pembuatan tas dan tempat sampah dari limbah produk plastik
- Mengoptimalkan rumah baca,
- Mengadakan program Deteksi Dini Tumbuh Kembang, untuk anak usia 3 hingga 60 bulan
- Ceklis Tumbuh Aktif Tanggap untuk anak usia 12-36 bulan
- Membuat Pojok ASI untuk ibu yang menyusui, ada bidan dan kader yang mengajari ibu-ibu yang sedang dalam masa meyusui.
Sekian banyak program tersebut merupakan bentuk inovasi yang dialkukan oleh kader Posyandu Alpukat. “Kader Posyandu memang tidak digaji, jadi kuncinya adalah ikhlas”, jelas ibu berkaca mata ini. Beliau berpesan kepada setiap kader posyandu di seluruh Indonesia untuk memiliki semangat ingin maju, jika tidak maka tidak akan jalan maka pantang untuk menyerah. Berani berkorban, keberhasilan tanpa pengorbanan maka tidak akan bisa. Siap menanggung resiko, setiap tindakan yang kita lakukan pastinya memiliki resiko, jadi keberanian untuk mengambil resiko merupakan hal yang penting bagi setiap kader posyandu. Setiap kendala harus dihadapi dengan kesabaran dan keikhlasan.
Dukungan keluarga juga merupakan hal yang sangat penting karena kader tidak mengenal waktu, dimulai dari pagi hingga malam hari kader harus siap untuk melayani masyarakat di balai RW. Dukungan dari unsur masyarakat setempat masyarakat yang memiliki balita, lansia, RT, RW dan segenap unsur yang ada di masyarakat adalah hal yang diharapkan oleh para kader Posyandu . Tidak lupa juga hal yang penting adalah dukungan dari pemerintah misalnya dari BKBPM, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Pemerintah Kota (Pemkot), sesulit apapun program apabila dihadapi dengan ikhlas maka akan terasa ringan dan dapat terselesaikan.
Segenap pengorbanan dan keikhlasan yang dilakukan kader Posyandu akhirnya menjadi nilai lebih di mata Masyarakat. Hal itulah yang membuat keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang dialkukan oleh Posyandu Alpukat sangat tinggi. “Ikhlas tanpa pengorbanan maka akan terasa seperti tidak memiliki keinginan untuk maju, sedangkan pengorbanan tanpa ada rasa ikhlas maka akan terasa berat dalam menjalaninya” pukas ibu Sumarti.